Karena Berita Hidup Menjadi Lebih Terbuka

Minggu, 20 Januari 2019

6 HAL YANG ADA DI DESA YANG TIDAK MUNGKIN DIDAPATI DI KOTA...!!!




Suara jangkrik, kodok, maupun burung yang berkicau adalah musik terbaik yang bisa kita dengar. Capung beterbangan, dan kunang-kunang yang berkelap-kelip saat malam adalah pemandangan yang akan membuat kita tersenyum dengan mata. Namun di kota, kedua hal itu lebih sering menjadi barang langka. Kedua pemandangan ini jauh lebih mudah kita temukan di kehidupan desa.
Desa memang tak menawarkan kehidupan yang serba lengkap seperti di perkotaan. Lapangan kerja yang terbatas, listrik yang belum merata distribusinya, sinyal HP pun mati-nyala. Namun kehidupan desa yang sederhana itu justru bisa membuat diri kita begitu merindu. Entah kamu memang besar di desa atau sempat tinggal di sana sebentar saat dewasa – karena KKN misalnya – kehidupan desa memang begitu kaya, di balik segala keterbatasannya
1.    Bangun pagi di desa adalah rahmat tak terkira. Yang akan menyapamu bukan pemandangan motor atau debu, namun udara bersih dan aroma pepohonan yang basah oleh embun
Di desa, oksigen segar di pagi hari selalu tersedia. Tak harus pasang air purifier atau pemurni udara di rumah kita. Dari jendela, udara segar yang bercampur bau pepohonan maupun tanah lembab akan menyeruak dan menggelitik bulu-bulu halus di rongga hidung, sebelum akhirnya memenuhi rongga paru-paru, menggantikan karbon dioksida, lalu beredar dan mengalir bersama aliran darah. Oksigen segar ini tersedia melimpah tanpa adanya campur tangan polusi dari asap kendaraan. Setiap hari, secara alami.

2.    Hidup tak habis untuk berpikir mau makan di mana. Tak perlu pula khawatir tentang boraks atau pestisida. Cukup makan kesegaran yang disajikan bumi, setiap hari

Mereka sangat jarang, atau bahkan tak pernah menyantap makanan yang melewati proses pengawetan maupun pengalengan. Bahkan seringkali orang-orang desa membeli sayuran segar langsung dari para petani.
Jika ingin makan ayam, mereka tinggal menangkap dan memotong ayam kampung yang ada di kandang. Ayam kampung jauh lebih sehat daripada ayam broiler karena mengandung lemak yang rendah. Jika ingin menyantap ikan, mereka tinggal  memancing di kolam maupun sungai. Tak perlu khawatir akan bahaya formalin!

3.    Di desa, keluargamu bukan hanya adik, kakak, dan ayah-ibu. Ada tetangga dekat maupun jauh yang siap membantu dan mengasuhmu

Bergotong royong, kerja bakti, saling membantu sesama adalah hal yang biasa dilakukan oleh masyarakat pedesaan. Hampir-hampir tak ada jarak yang memisahkan antara satu orang dengan yang lainnya. Kedekatan inilah yang membuat warga desa menjadi layaknya seperti keluarga sendiri.

Di desa, sering pula kita menemukan bahwa mereka yang rumahnya berdekatan memang benar-benar bersaudara sedarah. Jika kita yang tinggal di kota biasanya bertemu sepupu hanya setahun sekali saat hari raya, mereka yang tinggal di desa bisa bertemu seminggu sekali atau bahkan setiap hari. Kecanggungan yang biasanya ada di antara saudara jauh saat reuni trah atau hari raya? Para penduduk desa tidak merasakannya.

4.    Di kota, anak-anak bersekolah dari pagi sampai larut petang. Di desa, sekolah berlangsung 24 jam — karena pendidikan yang sebenarnya tak hanya berlangsung di ruang kelas saja

Kerapkali kita melihat anak-anak di kota disibukkan dengan seabrek kegiatan. Mulai dari sekolah, les bahasa asing, kursus musik, sampai latihan renang dilakukan. Tak ada salahnya memang, karena orangtua ingin agar anak-anaknya bisa memiliki prestasi di berbagai bidang. Banyak anak pun akan belajar di sekolah dari pagi hingga siang, lalu dilanjutkan dengan kegiatan ekstra hingga larut petang.

Tapi di desa, pendidikan seorang anak berlangsung 24 jam. Mulai dari subuh hari kamu sudah harus bersih-bersih rumah. Jika punya kandang, kamu harus memastikan bahwa kandangmu sehat untuk binatang ternakmu. Mandi sebentar, lalu pergi ke sekolah. Jika pulang siang hari, wajib membantu ayah-ibu yang mungkin sedang sibuk di ladang atau pasar. Saat sore mengaji di surau hingga maghrib. Ini semua, bagi masyarakat desa, adalah “sekolah”. Pendidikan tak seharusnya terhenti di dalam kelas dan di atas kertas-kertas, tapi juga harus membuat anak mengerti tentang kehidupan itu sendiri

5.    Di kota, kita membayar mahal untuk tempat tinggal dan ruang aktivitas yang tenang. Di desa, jiwa dan pikiran yang damai adalah hal yang begitu mudah didapatkan.

Berbeda dengan kita yang hidup di kota, seringkali kita dipusingkan dengan suara bising kendaraan bermotor, kereta, maupun hiruk pikuk orang yang berlalu lalang.
Meskipun suara bising kerap terdengar, itu-pun tak sampai mengganggu aktivitas masyarakat. Yang paling sering terdengar mungkin hanyalah suara kokok ayam jantan di pagi hari yang merupakan alarm alami yang memang ditugaskan untuk mereka agar bergegas bangun dan melakukan pekerjaan. Karena ketenangan ini-lah yang membuat warga desa jarang yang terserang stress dan penyakit serius.

6.    Kesederhanaan akan membuat kita menjadi manusia yang lebih bisa bersyukur, lebih akrab dengan alam dan Tuhan

Mandi dan mencuci di sungai, makan siang di gubuk tengah sawah, dan melewati malam hanya ditemani sebatang obor maupun lampu minyak membuat mereka lebih menghargai dan mensyukuri hidup dan kesederhanaan yang telah diberikan kepada mereka.

Meski tak memiliki fasilitas yang berlimpah seperti di kota, masyarakat pedesaan justru amat sangat menjunjung tinggi kesederhanaan. Mereka tak perlu mobil mahal maupun pakaian bermerek. Yang terpenting bisa bertani dan mencukupi kebutuhan sehari-hari sudah untung. Tak perlu banyak menuntut, toh semua harta benda pada akhirnya tak akan dibawa ke kubur. Yang pasti amal kebaikan kita-lah yang akan menemani dan menolong kita di alam baka nanti.

Mungkin hal-hal diatas hanyalah contoh kecil kehidupan desa yang masih belum sepenuhnya terjamah modernisasi. Hipwee juga tak ingin mengatakan bahwa semua masyarakat kota hanya peduli materi, dan tak semua masyarakat desa senang akan kesederhanaan. Khususnya mereka kaum muda yang haus akan petualangan dan pengalaman, lebih memilih hijrah dari desa dan mencoba mencari keuntungan di kota. Pada akhirnya, semua kembali dari pribadi dan pendapat masing-masing.



Share:

BERLANGGANAN BERITA